Mesin obras atau sering disebut adalah mesin yang menganyam
sisi pinggir bahan agar tidak terurai atau terlepas dari rajutanya. Seiring
dengan perkembangan nya jenis mesin oras sekarang masih pada jenis obras benang 6 yaitu perpaduan obras
benang 4 dan benang 5, tiga benang mewakili jarum dan tiga lagi mewakili loper.
Tapi untuk penyesuaian dan penerapanya tidak jauh berbeda untuk mesin jenis 3,
4,5 dan6. Perbedaan hanya terletak pada jenis jahitan dan fungsi umum yang
digunakan pada material bahan. Untuk
tiga biasa digunakan pada proses neci atau anyaman sisi yang agak kecil, untuk
empat benang digunakan pada bahan knit melar dan mulur seperti kaos dan bahan
elastis lain, untuk lima digunakan untuk bahan mati atau oven seperti pada
kemeja dan celana sopan. Sedangkan benang 6 adalah mesin multifungsi untuk
benang 3,4 dan 5.
Baiklah mari kita bahas satu persatu trouble umum yang sering
kita jumpai saat kita lagi asyik mengobras berikut juga cara penyelesaianya.
Putus pada salah satu
benang
Dimana salah satu atau dua benang putus pada saat beroprasi
baik benang jarum atau looper
Cek jarum, kemungkinan terbalik atau miring gantilah dengan
yang baru dan luruskan pemasanganya.
Cek posisi jarum kemungkinan bersenggolan dengan lidah plat atau
lidah sepatu seting kembali posisi plat agar seimbang tidak bersentuhan.
Cek tension benang, tarik lah satu persatu benang bila ada
yang tersangkut terlalu kencang mungkin terlalu kendor atau salah masuk pada alur benang dan
setinglah sesuai kekencangan yang pas.
Cek ujung dan sisi ke 2 loper bila ada kemungkinaan patah
atau terkikis atau bertabrakan satu sama
Cek posisi kedua loper dan jarum bila ada kemungkinan jarum
bersenggolan dengan loper atau sesama loper bertabrakan. Seting lah kembali
sesuai pedoman buku panduan.
Loncat pada anyaman
atau jarum
Dimana salah satu anyaman tidak merajut kemungkinan pada
jarum atau pada loper
Lakukan step pada trouble putus diatas
Cek ketinggian tiang jarum bila kemungkinan kurang turun
atau terlalu tinggi, kasus ini bisa dilihat dengan patokan loper bawah yaitu
jarak terjauh antara ujung loper dan jarum 5-8 mm. Untuk setelan standart ujung
loper berada diantara coakan jarum.
Cek standart loper atas saat bertemu dengan loper bawah
upayakan ujung loper atas berayun tepat dibelakang punggung loper bawah.
Cek standart loper atas saat jarum mulai turun loper atas
perlahan kembali dan jarum tidak bersenggolan dengan loper atas.
Cek lidah plat halus lancar saat benang anyamaan dijahit.
Gelombang dan kerut
(puckring)
Dimana salah satu bahan lebih kencang dari yang satunya atau
kedua bahan tertarik memendek dari
asalnya.
Lakukan step pada masalah benang putus.
Cek kembali tekanan sepatu bila memungkinkan usahkan tekanan
yang rendah dan tidak merubah langkah jahitan saat di gunakan bila memungkinkan
gunakan teflon pada tapak sepatu
Cek tekanan benang bila tersendat atau kencang. Usahakan
lancar dan stabil.
Perhatikan ayunan gigi depan bila ayunan lebih cepat dari
gigi belakang coba dikurangi bila perlu samakan atau lebih kecil dari gerakan
gigi belakang.
Perhatikan bila hasil jahitan berubah langkah mengecil atau
jarak jahitan menjadi kecil. Perbesar kembali langkahnya usahan ayunan yang
depan juga diperbesar.
Jarum patah atau hasil potong masuk kedalam anyaman.
Lakukan step diatas dari loncat putus atau step puckring.
Perhatikan material bahan bila terlalu tebal atau keras,
perhatikan material bila ada bahan yang terjahit bersamaan atau posisi tulang
yaitu bergabungnya dua atau lebih tumpukan sambungan.
Asah pisau pemotong bahan bila tumpul, pasang pisau sejajar
dengan tinggi plat.ketinggian pisau atas jangan sampai terlepas dari pisau
bawah seting ketinggian dengan menggendorkan baut pegangan pisau dan menggeser sesuai standart.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang cara kerja trouble
mesin obras yang familiar di masyarakat. untuk keterangan yg lain akan kita
bahas pada lain kesempatan.